Masjid AL-HIDAYAH ... Hagia Sophia-nya Indonesia

Tidak banyak orang yang tahu keindahan masjid Al-Hidayah ini. Karena dari luar hanya terlihat seperti layaknya masjid-masjid yang lain. Nampak bangunan solid dan seolah tanpa ciri khas arsitektur corak tertentu seperti tradisional atau modern. Maklum karena beberapa detail bagian luar sekarang masih dalam pembangunan terutama dibagian menara.

Namun bila kita memasuki bagian dalam masjid, seketika perasaan biasa-biasa tersebut akan berubah menjadi kekaguman. Detail Interior bagian dalam sudah selesai dan berkesan mewah. 

Ruangan dalam terasa tinggi karena tidak lebar namun menjulang tinggi. Bagian atap ditutup sebuah kubah agak besar. Kubah tersebut menjadi titik point dari keseluruhan hiasan ukiran yang sangat indah menyesuaikan kontur detail lekuk bangunannya. Hiasan ukiran atap tersebut sangat memukau mata ketika memandang. 

Jika menilik lebih dalam aristektur luar dan detail perencanaan bagian dalamnya, masjid yang terletak di desa Bonowarih, kecamatan Karangploso, kabupaten Malang ini jelas sekali mengacu pada masjid Hagia Sophia yang ada di Turki, Timur Tengah.

Terdapat beberapa gambaran persamaannya.

-  Ruangan dalam utama masjid diapit oleh 2 lantai atas dan bawah dengan pilihan warna hijau tua kebiru-biruan.

-  Ruangan dalam dibuat tinggi dan ditutup atap berbentuk setengah lingkaran dan full ukiran seolah-olah matahari yang menyinari

-  Atap utama setengah bulat dikesankan oleh sepasang ukiran setengah bulat sisi samping kiri dan kanan yang seolah-olah penopang utamanya.
(sedikit berbeda dg Hagia Sophia yg terpisah sehingga hiasan tengah seolah-olah seperti melayang)

-  Mighrab yang tegak lurus terdiri atas 3 bagian dengan bagian tengah menjorok kebelakang berbentuk setegah lingkaran dan ujung atasnya ditutup bulatan setengah lingkaran dengan 3 hiasan bulatan setengah lingkaran kecil didalamnya

 -  Tempat imam memberikan kotbah disaat sholat Jum’at dibuat cukup tinggi dengan tangga melingkar disebelahnya untuk mencapainya.

-  Penempatan detail kaligrafi dan hiasan dinding.

-  Bangunan fisik outdoor yang solid dan berkesan tambun dengan bagian atap berbentuk setengah bulat.

 Masjid ini sesungguhnya dibangun sejak awal bukan meniru Hagia Sophia. Menurut KH. Muklas Ismail masjid yang awalnya berupa surau dibangun Romo KH. Ismail tahun 1930-an. Setelah beberapa kali renovasi, awal tahun 2007 dimulai pembangunan menjadi masjid modern seperti sekarang ini. Namun salah satu inisiator pembangunan, KH. Tohir, berpesan  untuk tidak meminta dana berbentuk proposal dari siapapun termasuk sumbangan dari pinggir jalan. Namun jika ada donatur atau mengajak orang lain untuk menyumbang, diijinkan.


Alhamdulillah, berkat rahmat Allah swt, akhirnya terwujud juga masjid indah ini dan yang pasti membutuhkan dana cukup besar. Sekarang sedang dilakukan pembangunan menara. Walau nanti tidak sama persis dengan yang di Turki, namun tentu aristektur menara Hagia Sophia tetap menjadi inspirasi utamanya.

Masjid ini merupakan bagian dari Pondok Pesantren AL-Hidayah dibelakangnya. Tidak mengejutkan jika setiap sholat berjamaah terdapat banyak makmum yang merupakan siswa-siswi pondok tersebut. Masjid yang kelihatannya tidak besar sangat ternyata mampu menampung hingga 1000 jamaah (termasuk lantai 2).

Setiap bulan Ramadhan masjid Al-Hidayah ramai dikunjungi jamaah untuk taraweh dan tadarus; Juga pembagian takjil atau kegiatan agama lainnya. disini. Sesekali ada juga orang yang menyewa untuk pre-wedding karena memang memiliki kindahan arsitektur dan hiasan kaligrafi. Dan untuk keamanan, dibanyak tempat dipasang CCTV.

 


Sidoarjo, 10 Maret 2021

IRSAM PHOTOGRAPHY
(Foto Trip Organizer)


Comments